TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Tidak Peduli {11}



Tidak Peduli {11}

0 Liu Anqier memutuskan untuk mundur, hingga dia nyaris jatuh lalu dengan cepat Chen Liao Xuan menangkap tubuh Liu Anqier. Keduanya saling pandang, keduanya tampak tak berkedip dalam dekapan masing-masing. Ragu, Liu Anqier meremas jubah milik Chen Liao Xuan. Chen Liao Xuan kemudian mengherlingkan matanya membuat Liu Anqier terpaku.     
0

"Kau tahu, kalau aku melepaskan tanganku, kau dengan sempurna terjatuh di sungai ini," kata Chen Liao Xuan seolah sedang mengancam Liu Anqier.     

"Lalu?" tanya Liu Anqier dengan mimik wajah kesalnya.     

"Jadi, kau mau cium aku atau kamu akan kulepaskan sekarang. Dan aku sedang tidak main-main untuk itu, Nona Liu," ancam Chen Liao Xuan pada akhirnya.     

"Aku tidak sudi!"     

"Oke, baiklah. Kau yang menyuruhku untuk melakukan hal ini. Maka aku akan melakukannya untukmu, Nona Liu,"     

Chen Liao Xuan langsung berusaha untuk melepaskan Liu Anqier. Membuat Liu Anqier kaget dan spontan memeluknya dengan erat. Wajah Liu Anqier dan Chen Liao Xuan pun bertemu, tanpa sengaja bibir keduanya bersentuhan. Mata Liu Anqier terbelalak kaget, sementara Chen Liao Xuan tampak mengulum senyum. Saat Liu Anqier hendak melepaskan diri tapi Chen Liao Xuan langsung mengeratkan pelukannya. Pelan, Chen Liao Xuan melumat bibir Liu Anqier, untuk kemudian tangannya meraba punggunh Liu Anqier dan mencengkeram lembut, menekan tengkuk Liu Anqier untuk memperdalam ciumannya. Liu Anqier memejamkan matanya, mulutnya terbuka untuk menerima sentuhan dari Chen Liao Xuan. Untuk kemudian, Chen Liao Xuan membawa Liu Anqier terbang, keduanya kini sudah berada tepat di pemandian pondok Liu Anqier yang memiliki air hangat itu. Tanpa basa-basi Chen Liao Xuan mencium bibir Liu Anqier lagi, rasa hangat dari hawa dingin itu menjalar dengan sempurna. Apalagi pakaian keduanya telah basah dengan sempurna. Membuat tubuh Liu Anqier tampak nyata dengan air tersebut. Pelan, Chen Liao Xuan menarik ujung tali pakaian Liu Anqier, untuk kemudian pakaian Liu Anqier terlepas sempurna. Bibir Chen Liao Xuan turun ke leher Liu Anqier kemudian turun ke dadanya, membuat Liu Anqier mendongak pasrah. Dia tak menyangka jika dia akan merindukan setiap sentuhan yang telah diberikan oleh Chen Liao Xuan kepadanya. Untuk kemudian dia memandang Liu Anqier dengan mimik wajahnya yang sudah merah padam.     

"Anqier, betapa kau cantik malam ini," lirih Chen Liao Xuan. Liu Anqier menahan napas saat keduanya melakukan penyatuan, keduanya tampak menikmati setiap hujaman-hujaman penuh kenikmatan itu.     

Sementara itu, Jiang Kang Hua, Yang Si Qi dan Liu Ding Han hanya bisa saling pandang sambil melihat hidangan yang bahkan masih utuh tersebut.     

"Si Qi, coba kau cari Anqier. bagaimana bisa dia selama ini. Tak tahukah dia kalau kita telah kelaparan sekarang. Dia sedang apa sampai tidak ada di sini untuk makan malam? keburu dingin semua hidangannya,"     

"Aku sudah pergi ke mana pun untuk mencari Anqier, Bibi. Tapi aku tak bisa melihat dia di mana pun itu. Aku juga tidak tahu dia di mana," keluh Yang Si Qi. Padahal dia sudah berjalan kesana-kemari sampai membuat kedua kakinya terasa ingin patah.     

"Sebenarnya Nona Liu ada di sungai sungai untuk memandang bintang bersama denganku. Namun setelah itu Yang Mulia Raja datang dan aku memilih untuk pergi. Seperti itu kira-kira yang terjadi. Mungkin sekarang keduanya masih ada di sungai untuk membahas masalah yang lainnya atau apa pun itu. Mungkin keduanya butuh waktu untuk saling berbicara agar keduanya tidak bertengkar lagi. Aku pikir ada baiknya seperti itu kira-kira, Bibi Liu."     

Mendengar hal itu, Liu Ding Han hendak bangkit untuk melihat apa yang terjadi. Namun langkahnya terhenti saat dia melihat Liu Anqier dan Chen Liao Xuan berjalan dari arah pondok. Keduanya tampak sedang berganti pakaian, dan rambut keduanya tampak masih agak basah. Sebuah hal yang membuat Liu Ding Han tampak berpikir keras dengan apa yang terjadi sekarang.     

"Tao, Anqier... apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian berganti pakaian?" tanya Liu Anqier. Saat kemudian Liu Ding Han langsung menutup mulutnya, agaknya dia paham dengan apa yang terjadi sekarang. "Oh kalian duduklah, ayo kita makan sebelum hidangannya dingin," putusnya kemudian.     

Chen Liao Xuan langsung duduk, kemudian dia menarik tangan Liu Anqier untuk ikut duduk di sampingnya. Lalu kemudian keduanya saling senyum satu sama lain, dan duduk berdampingan dengan tenang.     

Jiang Kang Hua dan Yang Si Qi menarik sebelah alis mereka kemudian mengulum senyum. Jelas apa yang terjadi telah tertebak dengan baik dan benar. Namun agaknya mereka mau menghormati privasi dari keduanya agar keduanya tidak malu sama sekali.     

"Anqier, kamu membutuhkan makanan yang berdaging, agar kamu sehat selalu," kata Chen Liao Xuan dengan penuh perhatian, kemudian dia menyuapi Liu Anqier. Seolah dunia hanya milik berdua, keduanya tidak peduli dengan siapa pun yang ada di sini.     

"Tuan Jiang, apakah kau ingin makan hati rusa? Itu akan sangat baik untuk tenagamu, kau akan menjadi sangat hebat dan perkasa setelah memakan hati rusa ini," kata Yang Si Qi. Dia hendak menyuapi Jiang Kang Hua kemudian Jiang Kang Hua langsung mengambil hati rusa itu di sumpitnya. Kemudian dia memakan hati rusa itu dengan sambil tersenyum.     

"Aku bisa makan sendiri, Nona Yang," jawab Jiang Kang Hua dengan tak pedulinya. Liu Ding Han yanga bisa mengerucutkan bibirnya membuat Liu Ding Han terkekeh melihat kejadian itu.     

******     

"Di mana Yang Mulia Raja, kenapa sampai saat ini dia pergi dan tidak kembali sama sekali?" tanya Cheng Wan Nian. Semua Dayang yang ada di sana pun hanya bisa terdiam, seolah mereka benar-benar tidak bisa berkutik sama sekali. Karena kemarahannya yang sangat dalam membuat mereka meledak-ledak dengan cara yang mengerikan.     

"Hamba lihat Yang Mulia Raja tadi keluar dari gerbang perbatasan dari alam manusia dam alam iblis. Dan sampai detik ini belum juga kembali, pun dengan Panglima Jiang, dia sepertinya juga pergi kesana dan belum juga datang, Selir Cheng," kata Lim Jingmi.     

Cheng Wan Nian tampak meremas kedua tangannya sendiri, dia benar-benar tidak menyangka kalau suaminya akan pergi ke alam manusia. Untuk apa? hal itu benar-benar membuat hati Cheng Wan Nian resah bukan main. untuk kemudian dia memandang semua dayangnya dengan tatapan tajam luar biasa.     

"Katakan kepada Ayah jika aku sangat menanti kedatangannya, suruh bawa prajurit paling bisa dia andalkan. ada hal yang ingin aku suruh untuk dia melakukan sesuatu untukku."     

"Baiklah, Selir Cheng!" kata Lim Jingmi dengan patuh. dia langsung bergegas pergi meninggalkan kediaman Cheng Wan Nian untuk segera berada di kediaman Kasim Agung Cheng dan menjalankan misinya tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.